Rabu, 27 Oktober 2010

sejarah persija jakarta...




Sebagai orang jakarta yang bangga dengan nama besar tim kebanggan masyarakat kota jakarta yaitu PERSIJA, tapi sebagai warga yang bain tentunya kita harus tau bagaimana sejarahnya tim ini besa terbentuk, begitu pun dengan prestasi prestasi yang sudah di dapat...

kebangaPersija (Persatuan Sepak Bola Indonesia Jakarta) merupakan klub sepakbola professional dari DKI Jakarta. Didirikan pada 28 November 1928. Nama awalnya adalah bernama Voetbalbond Indonesish Jakarta (VIJ). Persija dikelola dibawa Pemrpov DKI Jakarta. Kini Persija menggunakan Stadion Utama Gelora Bung Karno sebagai stadion kandangnya, dulu menggunakan Stadion Lebak Bulus.

Persija memiliki julukan Macan Kemayoran. Fans fanatik Persija disebut The Jakmania. Dimasa kompetisi/liga Perserikatan Persija menorehkan prestasi cemerlang dengan menjuarai Perserikatan sebanyak 9 Kali, 4 kali diantaranya ketika bernama VIJ. Adapun seiring perubahan format Liga Indonesia, prestasi terbaik Persija adalah Juara Liga Indonesia pada tahun 2001. Adapun di tingkat internasional Persija menjadi Juara Piala Sultan Brunei Darussalam tahun 2000.

Sebagai tim ibu kota Persija kerap memiliki banyak pemain bintang dan pelatih ternama untuk kategori Indonesia, namun prestasi Persija sejak terakhir menjadi Juara pada tahun 2001 tidak sebaik saat kompetisi Perserikatan.

Prestasi Persija Jakarta

Perserikatan

* Tahun 1931, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (1) * Tahun 1933, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (2) * Tahun 1934, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (3) * Tahun 1938, Juara Perserikatan, sebagai VIJ Jakarta (4) * Tahun 1964, Juara Perserikatan (5) * Tahun 1973, Juara Perserikatan (6) * Tahun 1975, Juara Perserikatan, bersama dengan PSMS Medan(7) * Tahun 1977, Juara Perserikatan (8) * Tahun 1979, Juara Perserikatan (9) * Tahun 1990, Peringkat Ke-10 Perserikatan

Liga Indonesia

* Tahun 1994, Peringkat Ke-18 Divisi Utama Wilayah Barat * Tahun 1995, Peringkat Ke-13 Divisi Utama Wilayah Barat * Tahun 1996, Peringkat 11 Wilayah Barat * Tahun 1998, Semifinalis * Tahun 1999, Semifinalis * Tahun 2001, Juara Liga Indonesia * Tahun 2002, 8 Besar Liga Bank Mandiri * Tahun 2003, Peringkat 8 Liga Bank Mandiri * Tahun 2004, Peringkat 3 Liga Bank Mandiri * Tahun 2005, Runner-Up Liga Indonesia * Tahun 2006, Liga Indonesia 8 Besar

Liga Super Indonesia

* Tahun 2010, Peringkat 5 Liga Super Indonesia

Piala Indonesia

* Tahun 2005, Runner-Up Copa Indonesia * Tahun 2006, Copa Indonesia Juara 3 * Tahun 2007, Copa Indonesia Juara 3

Internasional

* Tahun 2000, Juara Piala Sultan Brunei Darussalam

Selasa, 26 Oktober 2010

PERUBAHAN KATA-KATA BAKU TERBARU

Bahasa baku terbaru dalam EYD

Di setiap Negara mempunyai ragam bahasa mereka sendiri, seperti di Negara tercinta kita Indonesia, berbagai ragam jenis budaya, khususnya bahasa, sangat beraneka ragam, hampir di setiap daerah mempunyai ragam bahasa yang berbeda, seperti jawa barat, jawa tengah, papua ambon, memiliki bahasa mereka masing masing. Walau Keberanekaragaman bahasa di indonsia sangat beragam sekali tapi masyarakat Indonesia tetap dapat hidup rukun, sesuai dengan ciri dari lambang garuda Indonesia tercinta bhineka tunggal ika, berbeda beda tetapi tetap satu jua…

Keberanekaragaman bahasa di Indonesia sangat kompleks konteksnya, perubahan perubaha mulai dari penulisan hingga pelapalan pengucapan dalam kehidupan sehari hari dapat berkembang dalam kehidupan bermasyarakat, konteks perubahan itu sesuai dengan perkembangan pada konteks sehari hari dari masyarakat itu sendiri yang kebanyakan secara tidak langsung mengubah kaidah susunan dari kalimat atau sebuah kata menjadi berbeda dengan penulisan yang sudah ada dan yang sudah dipatenkan. Sebaliknya, bahasa bisa tetap terjaga kebakuannya jika masyarakat bahasa tersebut tetap memperhatikan kaidah-kaidah baku bahasa tersebut. Bahkan para pemakai bahasa dapat memperkaya kosakata bahasanya.

Jika kita berbicara masalah baku dan tidak baku dalam bahasa Indonesia, tentunya hal tersebut ada kaitannya dengan standarisasi bahasa Indonesia. Standarisasi bahasa dapat dilakukan terhadap ejaan, ucapan atau lafal, perbendaharaan kata, istilah, dan tata bahasa.

Perkembangan bahasa Indonesia begitu pesat sehingga hal itu menyebabkan masyarakat pemakai bahasa Indonesia kadang-kadang mengabaikan kaidah-kaidah bahasa Indonesia. Sebagai contoh, pemakai bahasa Indonesia, seperti wartawan kadang-kadang tidak memedulikan kaidah k, p, t, s dalam menuangkan tulisannya di media-media cetak. Banyak ditemukan ketidakseragaman dalam penulisan setiap kata yang dimulai dengan fonem p baik yang bersuku kata dua maupun tiga jika diberi awalan me(N)- atau meng- (beserta variasi imbuhannya) fonem pertamanya ada yang melebur/luluh (sesuai dengan kaidah bahsa Indonesia) ada juga yang tidak melebur. Ketidakseragaman tersebut tampak dalam media cetak: surat kabar, tabloid, dan majalah.

Contohnya, mengapa kata pengaruh, social, peduli, perkosa, popular, komunikasi, pesona, perhati, jika diberi awalan me(N)-, me(N)-kan, me(N)-iatau meng-,

ada yang melebur/luluh menjadi


Contohnya adalah sebagai berikut :

Mempengaruhi -> memengaruhi,

Mensosialkan -> menyosialkan,

Mempedulikan -> memedulikan,

Memperkosa -> memerkosa,

Mempopulerkan -> memopulerkan,

Mengkomunikasikan -> mengomunikasikan,

Mempesona -> memesona,

Memperhatikan -> memerhatikan

Mempunyaii -> memunyai

Mengkonsumsi -> mengonsumsi

Mengkaji -> mengaji (Alquran)

Memperhatikan -> memperhatikan

tetapi ada juga yang tidak melebur/luluh menjadi mempengaruhi, mensosialkan, mempedulikan, memperkosa, mempopulerkan, mengkomunikasikan, mempesona dan memperhatikan?

Padahal wartawan khususnya atau pemakai bahasa Indonesia umumnya sudah konsisten menggunakan kata bersuku kata dua atau tiga yang dimulai dengan fonemk, p, t, s jika diberi awalan me(N)- atau meng- (beserta variasi imbuhannya) menjadi luluh.

Hal tersebut tampak pada kata: kerja, potong, pentas, sapu, tutup, tenggara, taat, selimut, setuju, selinap, selingkar, selenggara, sentralisasi, sesuai, setrika, siaga, pelihara, periksa, sunting, sempurna, teliti, tengadah, seruduk yang diberi awalanme(N)- atau meng- (beserta variasi imbuhannya) menjadi mengerjakan, memotong, mementaskan, menyapu, menutup, menengarai, manaati, menyelimuti, menyetujui, menyelinap, menyelingar, menyelenggarakan, menyentralisasi, menyesuaikan, menyetrika, menyiagakan, memelihara, memeriksa, menyunting, menyempurnakan, meneliti, menengadah, menyeruduk.

Berdasarkan kenyataan tersebut, tampak jelas bahwa wartawan/pemakai bahsa Indonesia lebih menaati kaidah k, p, t, s untuk setiap kata yang berkuku kata dua dibandingkan dengan bersuku kata tiga atau lebih. Tampaknya kita sulit membuat aturan baru, yakni kaidah k, p, t, s hanya berlaku untuk setiap kata yang bersuku kata dua. Hal itu disebabkan oleh kita sudah terlanjur menggunakan kata menyelimuti, menyelenggarakan, menyesuaikan, menyetrika, memeriksa, menyelinap, menyunting. Dalam hal ini, perlu ada standarisasi yang jelas untuk kaidah k, p, t, s.

pengimbuhan kata Indonesia dan kata serapan menjadi tidak seragam dan gamang. Akibatnya, hal itu bisa membingungkan masyarakat pemakai bahasa Indonesia.

Jadi, siapkah kita berpegang pada standarisasi untuk fonem k, p, t, s. Hal itu tampaknya bergantung pada kesiapan dan kedisiplinan masyarakat pemakai bahasa dalam menaati kaidah-kaidah yang sudah ada.

SUMBER :

http://komunitasdosen.wordpress.com/2008/06/18/peduli-bahasa-indonesia/
http://hurek.blogspot.com/2007/05/mempengaruhi-memengaruhi-memperbesar.html

Kamis, 21 Oktober 2010

Sejarah Persib Bandung

Sejarah

Persib bandung merupakan tim kebanggaan masyarakat kota bandung, Sebelum bernama Persib, di Kota Bandung berdiri Bandoeng Inlandsche Voetball Bond (BIVB) pada sekitar tahun 1923. BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa itu. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah Mr. Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh putra pejuang wanita Dewi Sartika, yakni R. Atot.

Atot ini pulalah yang tercatat sebagai Komisaris daerah Jawa Barat yang pertama. BIVB memanfaatkan lapangan Tegallega didepan tribun pacuan kuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan diluar kota seperti Yogyakarta dan Jatinegara Jakarta.

Pada tanggal 19 April 1930, BIVB bersama dengan VIJ Jakarta, SIVB (Persebaya), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran PSSI dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. BIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh Mr. Syamsuddin. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. BIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1933 meski kalah dari VIJ Jakarta.

BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB). Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian memilih Anwar St. Pamoentjak sebagai Ketua Umum. Klub- klub yang bergabung kedalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi.

Persib kembali masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1934, dan kembali kalah dari VIJ Jakarta. Dua tahun kemudian Persib kembali masuk final dan menderita kekalahan dari Persis Solo. Baru pada tahun 1937, Persib berhasil menjadi juara kompetisi setelah di final membalas kekalahan atas Persis.

Di Bandung pada masa itu juga sudah berdiri perkumpulan sepak bola yang dimotori oleh orang- orang Belanda yakni Voetbal Bond Bandung & Omstreken ( VBBO). Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib. Seolah- olah Persib merupakan perkumpulan “ kelas dua “. VBBO sering mengejek Persib. Maklumlah pertandingan- pertandingan yang dilangsungkan oleh Persib dilakukan di pinggiran Bandung—ketika itu—seperti Tegallega dan Ciroyom. Masyarakat pun ketika itu lebih suka menyaksikan pertandingan yang digelar VBBO. Lokasi pertandingan memang didalam Kota Bandung dan tentu dianggap lebih bergengsi, yaitu dua lapangan dipusat kota, UNI dan SIDOLIG.

Persib memenangkan “ perang dingin “ dan menjadi perkumpulan sepakbola satu- satunya bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya. Klub-klub yang tadinya bernaung dibawah VBBO seperti UNU dan SIDOLIG pun bergabung dengan Persib. Bahkan VBBO kemudian menyerahkan pula lapangan yang biasa mereka pergunakan untuk bertanding yakni Lapangan UNI, Lapangan SIDOLIG ( kini Stadion Persib ), dan Lapangan SPARTA ( kini Stadion Siliwangi ). Situasi ini tentu saja mengukuhkan eksistensi Persib di Bandung.

Ketika Indonesia jatuh ke tangan Jepang. Kegiatan persepakbolaan yang dinaungi organisasi lam dihentikan dan organisasinya dibredel. Hal ini tidak hanya terjadi di Bandung melainkan juga diseluruh tanah air. Dengan sendirinya Persib mengalami masa vakum. Apalagi Pemerintah Kolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang menaungi kegiatan olahraga ketika itu yakni Rengo Tai Iku Kai.

Tapi sebagai organisasi bernapaskan perjuangan, Persib tidak takluk begitu saja pada keinginan Jepang. Memang nama Persib secara resmi berganti dengan nama yang berbahasa Jepang tadi. Tapi semangat juang, tujuan dan misi Persib sebagai sarana perjuangan tidak berubah sedikitpun.

Pada masa Revolusi Fisik, setelah Indonesia merdeka, Persib kembali menunjukkan eksistensinya. Situasi dan kondisi saat itu memaksa Persib untuk tidak hanya eksis di Bandung. Melainkan tersebar diberbagai kota, sehingga ada Persib di Tasikmalaya, Persib di Sumedang, dan Persib di Yogyakarta. Pada masa itu prajurit- prajurit Siliwangi hijrah ke ibukota perjuangan Yogyakarta.

Baru tahun 1948 Persib kembali berdiri di Bandung, kota kelahiran yang kemudian membesarkannya. Rongrongan Belanda kembali datang, VBBO diupayakan hidup lagi oleh Belanda ( NICA ) meski dengan nama yang berbahasa Indonesia Persib sebagai bagian dari kekuatan perjuangan nasional tentu saja dengan sekuat tenaga berusaha menggagalkan upaya tersebut. Pada masa pendudukan NICA tersebut, Persib didirikan kembali atas usaha antara lain, dokter Musa, Munadi, H. Alexa, Rd. Sugeng dengan Ketua Munadi.

Perjuangan Persib rupanya berhasil, sehingga di Bandung hanya ada satu perkumpulan sepak bola yakni Persib yang dilandasi semangat nasionalisme. Untuk kepentingan pengelolaan organisasi, decade 1950- an ini pun mencatat kejadian penting. Pada periode 1953-1957 itulah Persib mengakhiri masa pindah- pindah sekretariat. Walikota Bandung saat itu R. Enoch, membangun Sekretariat Persib di Cilentah. Sebelum akhirnya atas upaya R.Soendoro, Persib berhasil memiliki sekretariat Persib yang sampai sekarang berada di Jalan Gurame.

Pada masa itu, reputasi Persib sebagai salah satu jawara kompetisi perserikatan mulai dibangun. Selama kompetisi perserikatan, Persib tercatat pernah menjadi juara sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1961, 1986, 1990, dan pada kompetisi terakhir pada tahun 1994. Selain itu Persib berhasil menjadi tim peringkat kedua pada tahun 1950, 1959, 1966, 1983, dan 1985.

Keperkasaan tim Persib yang dikomandoi Robby Darwis pada kompetisi perserikatan terakhir terus berlanjut dengan keberhasilan mereka merengkuh juara Liga Indonesia pertama pada tahun 1995. Persib yang saat itu tidak diperkuat pemain asing berhasil menembus dominasi tim tim eks galatama yang merajai babak penyisihan dan menempatkan tujuh tim di babak delapan besar. Persib akhirnya tampil menjadi juara setelah mengalahkan Petrokimia Putra melalui gol yang diciptakan oleh Sutiono Lamso pada menit ke-76.

Sayangnya setelah juara, prestasi Persib cenderung menurun. Puncaknya terjadi saat mereka hampir saja terdegradasi ke Divisi I pada tahun 2003. Beruntung, melalui drama babak playoff, tim berkostum biru-biru ini berhasil bertahan di Divisi Utama.

Sebagai tim yang dikenal tangguh, Persib juga dikenal sebagai klub yang sering menjadi penyumbang pemain ke tim nasional baik yunior maupun senior. Sederet nama seperti Risnandar Soendoro, Nandar Iskandar, Adeng Hudaya, Heri Kiswanto, Adjat Sudradjat, Yusuf Bachtiar, Dadang Kurnia, Robby Darwis, Budiman, Nuralim, Yaris Riyadi hingga generasi Erik Setiawan merupakan sebagian pemain timnas hasil binaan Persib.

Minggu, 03 Oktober 2010

Membuat ciptaan yang berhubungan dengan kecerdasan buatan (AI)

Sejak kecil saya suka menghayal ingin bisa seperti seorang professor yag menemukan atau menciptakan alat-alat yang berguna bagi kehidupan manusia seperti Einstein yang menciptakan bola lampu, dan wright bersaudara yang menciptakan pesawat terbang, yang sangat berguna bagi kehidupan manusia sampai sekarang ini…
Mereka sangat memotivasi saya untuk berkembang menemukan ide ide yang mungkin bisa terealisasi bisa berguna bila di wujudkan dalam bentuk nyata,,
seperti alat sederhana yang mungkin dapat berguna bagi kita, walau tak sehebat penemuan eistein dan wrigth bersaudara yang menciptakan penemuan yang memang sangat sulit dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar menciptakanya, walau begitu alat yang ingin saya ciptakan mungkin bisa sangat berguna khusus bagi orang-orang yang sangat memutuhkanya,,

Alat yang saya ingin ciptakan adalah alat penggaruk punggung sederhana, antara alat yang di gunakan untuk memijit dengan alat untuk menggaruk, memang kedengaran sedikit aneh, tapi mungkin akan sangat berguna, disini saya ingin menggabungkan seperti yang saya bilang tadi mungkin sangat jauh sekali d banding dengan alat atau penemuan yang di ciptakan Einstein dan cwrigth bersaudara, alat yang saya ingin ciptakan ini dapat di gambarkan dengan 2 buah tiang penyangga penahan, dan dengan 2 buah tangan buatan yang dapat bergerak meremas dan menggaruk keatas kebawah bagian punggung,,dengan hal yang pokok utamanya adalah memasukan koding koding program yang telah kita buat sesuai dengan gerakan yang nanti akan diperintahkan ke alat tersebut, dengan remote otomatis sebagagai perintah langsungnya, yang terdiri dari tombo tombol yang berisikan perintah perintah di dalam program tersebut…

kebawah bagian punggung,, mungkin bila si gambarkan bentuk sederhananya seperti gambar di bawah ini

secara konsep mungkin memang mudah menggambarkanya tapi bila kita merealisasikan untuk membuat, baru disanalah banyak di temukan kendala kendala yang akan di alami, memang tidak semudah bicara, tapi memang itulah step step yang harus di jalani, karena meraih kesuksesan itu tidaklah mudah, seperti Einstein dan cwrigth bersaudara yang menciptakan temuanya membutuhkan waktu yang tidak sebentar, jatuh bangun mengalami banyak kegagalan, tapi mereka juga manusia biasa seperti kita, dengan kemauan dan kerja keras dan kemauan yang tinggi dan denagn doa pastinya apapun bisa di capai.

Bangga juga dengan bapaku….

Hari minggu pagi sesuai yang telah kami rencanakan aku, adiku dan bapaku pergi mengunjungi paman dan bibiku yang berada di daerah bogor untuk bersilaturahmi, karena memang sudah hampir 3 tahun kami tidak bertemu…

Pukul 09.00 kami bertiga berangkat dari rumah untuk melakukan perjalanan ke bogor tempat tujuan kami, hal pertama yang kami lakukan adalah naik angkot 06 untuk pergi menuju statsiun depok dengan waktu tempuh kurang lebih setengah jam.
Setelah setengah jam berlalu kami tiba di statsiun depok untuk melanjutkan perjalanan menaiki KRL (KERETA LISTRIK) menuju statsiun bogor, kebetulan karena bapaku bekerja di PT. KAI (kereta api Indonesia) otomatis kami pun tidak harus membeli karcis, di dalam statsiun depok yang lumayan agak ramai bapaku sering sekali berjabat tangan bertemu dengan teman temannya yang berprofesi sama bekerja menjadi karyawan d PT.KAI , tak lama kami menunggu, kereta yang kami ingin naiki datang,


lalu kami bergegas menaiki kereta itu, tak lama di dalam kereta tiba tiba seorang petugas pemeriksa karcis dating menghampiri kami, dengansedikit rasa gugup, ternyata alangkah kagetnya seorang pemeriksa karcis itu masih teman bapaku, bukan di tanyai masalah karcis mereka malah berjabat tangan dan menanyakan akan kemana kami bertiga ini, bapaku manjawabnya ingin pergi ke bogor menemui saudara menemui adiknya,,,

setelah agak lama kami menaiki kereta itu, kereta pun tiba di statsiun yang kami tuju yaitu statsiun bogor, lalu kami pun turun, dan berjalan meuju keluar statsiun, lagi satu orang teman bapaku petugas di statsiun bogor menghampiri untuk berjabat tangan, dan sedikit ngobrol berbicara masalah pekerjaan, tak lama kami bertiga pun melanjutkan perjalan berjalan keluar statsiun, setelah di luar, karena rumah pamanku tak jauh dari statsiun kami memutuskan untuk berjalan kaki menuju kesana, 15 menit pun berlalu lalu kami tiba di kediaman pamanku yang asri dan sejuk, walau tak sesejuk yang kami datangi 3 tahun yang lalu,,,
di sana kami melepas rindu, tak terasa waktu begitu cepat berlalu hampir 5 jam kami di sana, dan kami pun memutuskan untuk pulang kerumah.

karena itu hampir semua pekerja seangkatanya kenal dengan bapaku seperti biasa ketika tiba d statsiun bogor dan kembali ke statsiun depok bapaku selalu bertemu dengan teman seprofesinya, mungkin karena memang sudah lama sekali bapaku bekerja mengabdi d perusahaan milik swasta itu dari mulai tahun 1984 sampai sekarang, oleh
 
Copyright © 2010 Life is only once, so take the chance to Enjoy. All rights reserved.
Blogger Template by